Sabtu, 14 Januari 2012

kampung terapung

Kampung Terapung

Gunto, ujung Agusutus 1987…
Cerpen Bahasa Indonesia, Cerpen Bahasa Indonesia, Cerpen dalam Bahasa Indonesia, Cerpen Bahasa Indonesia Kampung TerapungBekerja jauh di pulau seberang tentu membesit kerinduan pada keluarga di kampung tersayang. Menoreh rezeki sebagai pekerja kasar pada sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pengelolaan minyak mentah. Dalam sebulan hanya seminggu saja waktu untuk bercengkerama kembali bersama keluarga. Seperti hari ini, terlihat Semat di ujung dermaga. Hampir tiga pekan lelaki beranak tiga itu tidak berpijak di kampungnya sendiri. Kepulangannya ke kampung bukan karena rindu dengan anak bininya, tapi hari itu ia hanya sekedar singgah untuk mengantarkan barang perusahaan menggunakan speedboat ke pulau kecil itu.

“Mat, ada barang baru? Radio yang kemarin tu sudah rusak pulak,” teriak seseorang dari pangkal pelabuhan kampung, sembari melangkahi satu per satu anak tangga menyambut kedatangan Semat pagi itu.

“Tak sempat saya bawa Pak Cik Atan. Saya hanya singgah sekejap saja hari ni. Sambil menunggu jemputan barang perusahaan untuk kampung seberang sana,” jawab Semat santai.

“Macam tu. Pak Cik kira engkau bawa kapal tu untuk Pak Cik tadi,” canda Pak Cik Atan sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah speedboat yang dinaiki Semat tadi, memecahkan keheningan pagi. Memang setiap kali Semat kembali ke kampung, kadang-kadang ia membawa barang-barang elektronik baru untuk dijual pada orang kampung, terutama pada Pak Cik Atan sebagai langganannya.

Kedua orang itu melepas tawa dan berpisah di beranda pelabuhan untuk kembali ke rumahnya masing-masing. Suasana kampung sungguh memikat hati. Walau masih banyak anak-anak kecil bertelanjang dada seraya bermain bersama rekan-rekannya mengitari tepian pantai. Kampung itu, kampung Gunto yang tidak beranjak dari kemiskinan sejak puluhan tahun lamanya.

Di perjalanan menuju rumah, semat bertemu Ara dan tiga anaknya, Ilman, Ijal, dan Idris. Ketiganya berlarian menyambut ayahnya karena rasa rindu di dada seakan hendak meledak untuk meluapkan segala lahar kemesraan. Ara yang mengenakan kebaya hijau dipadu selendang putih dan sandal jepit yang mulai usang, hanya menyambut suaminya dengan memasang senyum tipis menahan rindu di hati.

“Cepat Abang pulang?” tanya Ara heran.
Dengan nada datar Semat berkata, “singgah saja.”
Keduanya terdiam sejenak. Sedang anaknya kembali bermain di tengah lapangan samping pelabuhan.

Semat dan Ara telah menikah sebelas tahun silam. Walau hari-harinya dipisah oleh jarak, namun kasih sayang yang mereka agihkan akrab dan harmoni sepanjang waktu. Cinta.

***

Di kedai kopi Wak Sudin, Semat biasanya akan sering bertanya tentang banyak hal. Seakan kedai beratap rumbia itu menjadi pusat informasi orang-orang kampung. Maklumlah, di kedai ini orang tua-tua kampung berkumpul, terutama para lelaki, sekedar bual-bual kosong. Kedai yang sederhana. Tempat angin bermadu kasih, hingga setiap orang yang duduk terlena.

“Mat, dah lama tak nampak? Baru pulang kerja?” tanya Sapri sekedar berbasa-basi menyambut kehadiran teman dekatnya yang baru saja turun dari dermaga.

“Macam biasalah kawan. Berkubang dengan kerak-kerak minyak. Tak terlalulah yang didapat,” tutur Semat dengan suara baritonnya.

“Mau minum apa? Sudah lama kau tak minum kopi Wak kau ni.” Celah Wak Sudin dari meja kasirnya, memutuskan perbincangan awal kedua sahabat tadi.
“Yang biasa sajalah Wak. Tapi jangan terlalu manis ya.”

Setelah kopi dihidangkan, semua sibuk dengan menyeruput aroma kopi pekat khas orang kampung ini. Hidangan hangat itu tak dibiarkan ia mendingin. Dengan lahap mereka saling menyeduh. Sapri pun kembali membuka dialog.

“Ei Mat, kau dah dapat kabar?”
“Kabar apa tu?”
“Kabar yang memilukan, Mat. Tapi kau harus jaga emosi, semua orang kampung sudah tahu tentang hal ini.”

“Apa tuh? Jangan buat aku takutlah. Cakap! Cakap! Cakap!” dengan tak sabarnya semat menceracau.

“begini Mat, sepekan terakhir ni perusahaan yang selalu mengganggu kampung kita ini kembali membuat gugatan atas hak tanah dari kampung kita ini. Penghulu kita pun tak dapat nak berbuat apa. Surat tanah kampung kita pun tak ada. Yang kita tahu tanah ini milik nenek moyang kita dulu. Nak berunding pun kita tak punya bukti kuat tentang administrasi tanah ini.”

Seakan ingin menghempaskan badan, Semat terdiam. Tangannya menggigil seiring wajahnya yang merah padam. Gerahamnya beradu bunyi pertanda emosi tersimpan dalam. Meluapkan isi hati pada hamparan tanah yang ia tatap di celah jendela kedai Wak Sudin merupakan tanah sengketa yang tak berkesudahan. Namun emosi ini tak dapat diaplikasi oleh tubuh luarnya. Hanya berkecamuk dalam dada kecilnya saja. Suasana mulai hening di tempat tongkrongan para peminum kopi kelas ringan itu.

“Habislah kita, Mat.”

Kata penutup dari Sapri dengan sebatang rokok yang sudah memendek di celah jarinya, menutup perbincangan panas mereka berdua pagi itu. Semat menggelora. Matanya berkaca-kaca. Pikirannya bersatu padu untuk memikirkan nasib bininya, anaknya, orang kampungnya.

“Penghulu pun tak dapat berbuat apa-apa lagi, Mat.” Celah Yusuf pula yang sedari tadi mengikuti alur dialog mereka berdua. Hening.

***

Lesap. Sejak hari itu, Semat tak lagi menampakkan batang hidungnya. Ia kembali ke kampung seberang dengan dibekali setungkah masalah besar yang mengancam orang kampung, terutama anak bininya. Ia lesap begitu saja meninggalkan keluarga. Begitu juga dengan kampung Gunto. Balai adat, mesjid di tengah kampung, tak lagi ada yang mengurusi. Semua pupus dimakan alam. Semak belukar membalut seluruh isi kampung. Flora dan fauna hilang bersama populasinya. Sedang kemegahan perusahaan minyak milik orang asing itu berdiri kokoh, namun hina di mata orang Kampung Gunto.

Setelah beberapa pekan dari kepergian Semat dari kampungnya lalu, Semat kini kembali dengan speedboat tumpangannya. Dari tengah laut ia berharap kampungnya masih ada canda tawa, dan anak bininya pun masih bisa bercengkerama dengan leluasanya. Namun minda itu hampa. Ketika sudah mendekati bibir pantai, terlihat rumah-rumah mengapung di asinnya air laut. Rumah panggung yang tinggi berada di atas permukaan pantai. Terlihat tiga orang anak sedang asyik berenang di bawahnya. Itulah mereka, Ilman, Ijal, dan Idris, anak-anak Semat yang kini terkikis dari kampungnya sendiri. Dalam uraian air mata, semat kembali berpeluk kasih dengan keluarga tercinta. Sedangkan kampungnya, kini mengapung bersama air mata rakyat yang tak terbendung.***


Cerpen Bahasa Indonesia ini adalah karya Irdas Yan yg masuk dalam kumpulan cerpen Bahasa Indonesia kami pada 2011 ini.
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Kebudayaan Islam
UIN Suska Riau

cerpen : Arti Persahabatan

Arti Persahabatan
cerpen, cerpen, kumpulan cerpenBagiku arti persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya, semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka. Aku belajar banyak hal. Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu, papa mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah...

“Hahahahaha!” aku tertawa sambil membaca.

“Beni! Katanya mau cari referensi tugas kimia, malah baca komik. Ini aku menemukan buku dari rak sebelah, mau pinjam atau tidak? Kamu bawa kartu kan? Pokoknya besok kamis, semua tugas kelompok pasti selesai. Asal kita kerjakan malam ini. Yuhuuuu... setelah itu bebas tugas. PlayStation!” jelas Judi dengan nada nyaring.

Judi orang yang simpel, punya banyak akal, tapi banyak juga yang gagal, hehehe.. Dari kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2 - aku sering sekelompok, beda lagi kalau masalah bermain PlayStation – Judi jagoannya. Rasanya seperti dia sudah tau apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, sekalipun sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, gara-gara Judi, aku jadi ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Bang Jon, nama sebenarnya Jonathan. Bang Jon pemberani, badannya besar karena sehari bisa makan lima sampai enam kali. Sebentar lagi dia pasti datang - nah, sudah kuduga dia datang kesini.

“Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?” Tanyaku pada Bang Jon yang baru masuk ke perpustakaan. Sudah empat hari ini dia sakit mata, tapi tadi pagi rasanya dia sudah sembuh. Tapi kacamata hitamnya masih dipakai. Aku heran, orang ini benar-benar kelewat pede. Aku semakin merasa unik dikelilingi dua sahabat yang over dosis pada berbagai hal.

Kami pulang bersama berjalan kaki, rumah kami dekat dengan sekolah, Bang Jon dan Judi juga teman satu komplek perumahan. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu.

Kataku dalam hati sambil lihat dari kejauhan “( Eh, itu... )”.
“Aku sangat kenal dengan rumahku sendiri...” aku mulai ketakutan saat seseorang asing bermobil terlihat masuk rumahku diam-diam. Karena semakin ketakutannya, aku tidak berani pulang kerumah.
“Ohh iya itu!” Judi dan Bang Jon setuju dengan ku. Judi melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Judi seperti sedang berpikir tentangku dan merencanakan sesuatu.
“Oke, Beni – kamu pergi segera beritahu satpam sekarang, Aku dan Bang Jon akan pergoki mereka lewat depan dan teriak .. maling... pasti tetangga keluar semua” bisikan Judi terdengar membuatku semakin ketakutan tak berbentuk.

Karena semakin ketakutan, terasa seperti sesak sekali bernafas, tidak bisa terucapkan kata apapun dari mulut. “...Beni, ayo...satpam” Judi membisiku sekali lagi.

Aku segera lari ke pos satpam yang ada diujung jalan dekat gapura - tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan dua sahabatku. Pak Satpam panik mendengar ceritaku – ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling dirumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya. Sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

“Ya Tuhan!” kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal dari pada aku saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Bang Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Judi yang luka seperti kena pukul. Satpam langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

“Jangan kawatir... hehehe... Kita bertiga berhasil menggagalkan mereka. Tadi saat kami teriak maling! Ternyata tidak ada tetangga yang keluar rumah. Alhasil, maling itu terbirit-birit keluar dan berpas-pasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Judi juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi” jawab Bang Jon dengan tenang dan pedenya.
Kemudian Judi membalas perkataan Bang Jon “Rumahmu aman - kita memergoki mereka saat awal-awal, jadi tidak sempat ambil barang rumahmu.”

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Judi dan Ban Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang tadi terjadi. Anehnya, peristiwa adanya maling ini seperti tidak pernah terjadi.
“Hahahahaha... “ Judi malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Bang Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? aku juga kurang paham. Bang Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

“( Hahahahaha... )” Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berarti bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Bang Jon dan Judi. Tapi ada pelajaran yang kupetik dari dua sahabatku ini.

Arti persahabatan bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Judi dan Bang Jon adalah sahabat terbaikku. Pikirku, tidak ada orang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabatnya ( Judi dan Bang Jon salah satunya ).

Cerpen tentang persahabatan yang berjudul Arti Persahabatan ini buah karya Loeis Chandra, Mahasiswa di Sidoarjo - Jawa Timur.

Makalah Pancasila


MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara
Disusun Oleh :
Elsa Harum
Fitri Anisa
Gebri Ella
Nur Umi
Vesda Warnis
Windi Yolanda
Wulandari
Yola Anggrayni

UNIVERSITAS ISLAM RIAU
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN & KEGURUAN
Alamat : jl. Kaharudin Nasution 113 Marpoyan
Telp. (0761)674674
PEKANBARU 28284







Daftar Isi
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bab. I : Pendahuluan
1.1              Latar Belakang
1.2              Perumusan Masalah
1.3              Tujuan penulisan
Bab II : Pembahasan
Bab III : Penutup
            3.1    Kesimpulan
            3.2    Saran
Daftar Pustaka














Kata Pengantar
   Alhamdulillah puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
   Makalah dengan judul “Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan Dalam Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara” ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa nasionalisme dan pandangan positif untuk pancasila dalam hal ini sebagai acuan kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mahasiswa dapat bertingkah laku yag baik dan menjadikan pancasila sebagai acuan hidupnya.
   Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan saran maupun kritikan yang bermanfaat dari teman-teman.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Nuun Walqolami Wamma Yasturun














Bab I
Pendahuluan
1.1              Latar Belakang
   Bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah pancasila. Hal ini membuktikan bahwa seluruh tatanan kehidupan bemasyarakat, berbangsa, dan bernegara menggunakan pancasila sebagai dasar moral / norma dasar tolak ukur tentang baik buruk & benar salahnya sikap, perbuatan, & tingkah laku bangsa Indonesia.
   Pancasila sebagai paradigma berkembang menjadi terminology yang mengandung konotasi pengertian sumber nilai, kerangka piker, orientasi dasar, sumber asas serta arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dalam suatu budang tertentu termasuk dalam bidang pembangunan, reformasi, maupun dalam bidang pendidikan.
1.2              Perumusan Masalah
1.      Apakah pengertian pancasila?
2.      Apakah fungsi pancasila?
3.      Apakah  aspek menyangkut pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara?
1.3              Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui arti pancasila
2.      Untuk mengetahui pancasila
3.      Untuk mengetahui  aspek penting menyangkut pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

















Bab II
Pembahasan
   Pancasila merupakan acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelenggaraan Negara, partisipasi warga Negara dan pergaulan antar warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.Sedangkan paradigma adalah cara pandang, nilai- nilai, metode-metode, prinsip dasar, atau cara memecahkan masalah yang dianut oleh suatu masyarakat pada masa tertentu.
    Ada beberapa aspek yang menunjukan pancasila sebagai paradigma kehidupan dalm bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yaitu:
A.    Pancasila sebagai paradigma pembangunan
   Secara filosofis hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila pancasila.
   Dalam realisasi pembangunan nasional dalam berbagi bidang untuk mewujudkan peningkatan harkat dan martabat manusia secara konsisten berdasarkan pada nilai-nilai hakikat kodrat manusia tersebut. Paradigma pembangunan ini dijabarkan dalam berbagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial budaya, iptek serta bidang agama.
B.     Pancasila sebagai paradigma pengembangan bidang politik
    Pengembangan politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus berdasarkan pada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila-sila pancasila, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan sebagai cara dengan memfitnah, memprovokasi, menghasut rakyat yang tidak berdosa untuk diadu domba harus segera diakhri.   
C.     Pancasila sebagai paradigma reformasi
   Reformasi memiliki makna menata kembali kehidupan bangsa bangsa dan bernegara, sehingga reformasi justru harus
mengarah pada lebih kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian juga reformasi harus senantiasa dijiwai asas
kebersamnaan sebagai suatu bangsa Indonesia . Secara historis telah kita pahami bersama bahwa para pendiri Negara telah menentukan suatu asas, sumber nilai serta sumber norma yang fundamental dari Negara Indonesia yaitu pancasila, yang bersumber dari apa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri yaitu nilai-nilai yang merupakan pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia . Nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan merupakan pandangan dalam kehidupan bangsa sehari-hari. Dewasa ini kehidupan politik kenegaraan yang sedang melakukan reformasi bukan berarti kita akan mengubah cita-cita, dasar nilai serta pandangan hidup bangsa, melainkan melakukan perubahan dengan menata kembali dalam suatu platform yang bersumber pada nilai-nilai dari sila tersebut dalam segala bidang reformasi, antara lain dalam bidang hukum, politik, ekonomi, serta bidang-bidang lainnya.
D.    Pancasila sebagai paradigma pengembangan ekonomi
    Sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas kekeluargaan seluruh bangsa. Pengembangan ekonomi tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai moral kemanusiaan, hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa tujuan ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtra. Oleh karna itu ekonomi harus berdasarkan pada kemanusiaan, yaitu demi kesejahteraan kemanusiaan, sehingga kita harus menghindarkan diri dari pengembangan ekonomi yang hanya berdasarkan pada persaingan bebas, monopoli dan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia, menimbulkan penindasan atas manusia satu dan lainnya.
E.     Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial budaya
    Dalam pengembangan sosial budaya pada masa reformasi, kita harus mengangkat nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu pancasila itu sendiri. Dalam prinsip etika pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila mendasarkan pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
    Terdapat rumusan dalam sila kedua pancasila yaitu ”Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Dalam rangka pengembangan sosial budaya  pancasila merupakan sumber normative bagi peningkatan humanisasi dalam bidang sosial budaya. Sebagai kerangka kesadaran pancasila dapat merupakan dorongan untuk universalisasi, yaitu melepaskan symbol-simbol dari keterkaitan struktur dan transendentalisasi, yaitu meningkatkan derajat kemerdekaan manusia dan kebebasan spiritual. Dengan demikian maka proses humanisasi universal akan dehumanisasi serta aktualisasi nilai hanya demi kepentingan kelompok sosial tertentu sehingga menciptakan sistem sosial budaya yang beradab
F.      Pancasila sebagai paradigma pengembangan hankam
     Negara pada hakikatnya merupakan suatu masyarakat hukum, demi tegaknya hak-hak warga Negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan Negara, baik dalam mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak warganya. Adapun demi tegaknya integritas seluruh masyarakat Negara diperlukan suatu pertahanan Negara dan aparat penegak hukum.
    Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan demi tercapainya kesejahteraan hidup manusiasebagai makhluk tuhan yang maha esa. Pertahanan dan keamanan Negara harus mendasarkan pada tujuan demi kepentingan warga. Pertahanan dan keamanan harus mampu menjamin hak-hak dasar, persamaan derajat serta kebebasan kemanusiaan dan akhirnya pertahanan dan keamanan haruslah diperuntukkan demi terwujudnya keadilan dalam hidup masyarakat. Agar Negara benar-benar meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu Negara hukum, dan bukannya suatu Negara yang berdasarkan kekuasaan.
G.    Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan beragama
    Pancasila telah memberikan dasar-dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di Negara Indonesia.  Dalam pengertian inilah maka Negara menegaskan dalam pokok pikiran ke IV bahwa “ Negara berdasar atas ketuhanan yang maha esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”. Hal ini berarti bahwa kehidupan dalam Negara berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan.
      Negara memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Hal ini menunjukan bahwa dalam Negara Indonesia memberikan kebebasan atas kehidupan beragama atau dengan kata lain menjamin atas demokrasi di bidang agama. Karna setiap agama memiliki dasar-dasar ajaran sesuai dengan keyakinan masing-masing maka dalam pergaulan hidup beragama hubungan antar pemeluk beragama didasarkan atas nilai-nilai kemanusian yang beradab, yang penuh dengan toleransi, dan saling menghargai.
Pancasila memiliki beberapa fungsi antara lain: 
1.      Sebagai dasar Negara
2.      Sebagai pandangan hidup bangsa
3.      Sebagai kepribadian bangsa
4.      Sumber dari segala sumber hokum
5.      Sebagai jiwa bangsa
6.      Sebagai cita-cita bangsa
7.      Sebagai perjanjian luhur
8.      Sebagai filsafat hidup
9.      Sebagai moral pembangunan
10.  Sebagai terrayuridis
   Kehidupan bernegara dan pergaulan antar warga Negara telah diatur sedemikian rupa oleh pancasila melalui sila-sila, sila-sila tersebut dijadikan dasar / sumber nilai kehidupan. Secara umum dijelaskan sebagai berikut:

a.       Ketuhanan yang maha esa
1.      Merupakan bentuk keyakinan yang berpangkal dari kesadaran manusia sebagai makhluk tuhan
2.      Negara menjamin bagi setiap penduduk untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan masing-masing
3.      Tidak boleh melakukan perbuatan yang anti ketuhanan dan anti kehidupan beragama
b.      Kemanusiaan yang adil dan beradab
1.      Merupakan bentuk kesadaran manusia terhadap potensi budi nurani dalam hubungan dengan norma-norma kebudayaan pada umumnya
2.      Adanya konsep nilai kemanusiaan yang lengkap, adil, dan bermutu tinggi karna kemampuannya berbudaya
3.      Manusia Indonesia adalah bagian dari warga dunia, meyakini adanya prinsip persamaan harkat dan martabat sebagai hamba tuhan
c.       Persatuan Indonesia
1.      Persatuan dan kesatuan dalam arti ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan
2.      Menghargai keseimbangan antara kepentingan pribadi dan masyarakat
3.      Menjunjung tinggi tradisi kejuangan dan kerelaan untuk berkorban dan membela kehormatan bangsa dan Negara
d.      Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan/perwakilan
1.      Paham kedaulatan rakyat yang bersumber pada nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan gotong royong
2.      Musyawarah merupakan cermin sikap dan pandangan hidup bahwa kemauan rakyat adalah kebenaran
3.      Mendahulukan kepentingan Negara dan bermasyarakat
4.      Menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam kehidupan yang bebas, aman, adil, dan sejahtera
e.       Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1.      Setiap rakyat Indonesia diperlakukan dengan adil dalam bidang hokum, ekonomi, kebudayaan, dan sosial
2.      Adanya keselarasan, keseimbangan, dan keserasian hak dan kewajiban rakyat Indonesia
3.      Menghargai hasil karya orang lain
4.      Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
                                          







                                                        Bab III
 Penutup
3.1              Kesimpulan
1.      Pancasila adalah acuan utama bagi pembentukan hukum nasional, kegiatan penyelanggaraan Negara, partisipasi warga Negara, dan pergaulan antar warga Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2.      Fungsi pancasila
a.       Sebagai dasar Negara
b.      Sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
c.       Sebagai kepribadian bangsa
d.      Sumber dari segala sumber hukum
e.       Sebagai jiwa bangsa
f.       Sebagai cita-cita bangsa
g.      Sebagai perjanjian luhur
h.      Sebagai filsafat hidup
i.        Sebagai moral pembangunan
j.        Sebagai terrayuridis (tolak ukur)
3.      aspek menyangkut pancasila sebagai paradigma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara :
a.       Pancasila sebagai paradigma pembangunan
b.      Pancasila sebagai paradigma raformasi
3.2.            Saran
  Kami sebagai kelompok 5 mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi teman- teman dan dijadikan pembelajaran bagi kita semua agar kita bersikap sesuai dengan dasar-dasar nilai pancasila.























Daftar Pustaka
Kaelan, M.S, 2004,Pendidikan Pancasila, Yogyakarta, Paradigma
Modul Belajar Pendidikan Kewarganegaraan, Gema Aksara
vv

Makalah IAD


Usaha Manusia Untuk Masa yang Akan Datang
IPA & IPTEK
Disusun oleh:
Erik
Fitri Anisa
M. Karno
Murni
Nastion
Wulandari
Yola Anggrayni
Septi

UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Alamat : Jl. Kaharudin Nasution 113 Marpoyan
Telp: (0761)674674
PEKANBARU 28284
Bab I
Pendahuluan
1.1         Latar Belakang
   Pada zaman ini banyak teknologi yang di kembangkan manusia untuk membantu kehidupan. Tetapi hal ini tidak diimbangi dngan adanya peremajaan alam yang rusak / terganggu dengan kegiatan manusia seperti penggundulan hutan untuk membuat keperluan sandang, pangan, papan, juga ketidakseimbangan lingkungan dengan bangunan sekitarnya.
    Apabila hal ini terus berlanjut, maka akan terjadi gesekan-gesekan antara alam dan manusia. Hal ini akan menyebabkan hal-hal yang tidak kita inginkan seperti maraknya bencana alam yang marak terjadi belakangan ini, juga perubahan suhu yang berubah sangat ekstrem, untuk itu sebagai generasi penerus untuk masa yang akan datang kita harus bersama-sama memikirkan hal-hal apa saja yang dapat meminimalisir kerusakan bumi tempat kita bernaung sekarang dan teknologi apa yang dapat kita ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita tetapi sifatnya ramah lingkungan.



1.2         Perumusan Masalah
1.   Apa dampak over eksploitasi ekosistem?
2.   Bagaimana mengantisipasi lebih buruknya kerusakan alam?
3.   Teknologi seperti apa yang kita butuhkan di masa depan?
1.3         Tujuan Penulisan
1.   Untuk  mengetahui dampak over eksploitasi ekosistem
2.   Untuk mengantisipasi lebih buruknya kerusakan alam
3.   Untuk mengetahui teknologi apa yang kita butuhkan di masa depan










Bab II
Pembahasan
   Manusia dengan kemampuannya untuk mengembangkan IPTEK, lebih banyak memanipulasi lingkungan daripada melestarikan dan menjaga lingkungan. Hal ini dikarnakan sikap dn prilaku manusia yang tidak peduli lingkungan, seperti membakar hutan, membuang sampah/limbah langsung ke lingkungan, penggunaan pupuk dengan berlebihan semakin merusak lingkungan.
   Adapun dampak eksploitasi berlebihan dari manusia adalah sebagai berikut:
1.   Global warming mempengaruhi kecerdasan anak
   Salah 1 aspek kecerdasan adalah kecerdasan naturalis, termasuk di dalamnya adalah kepekaan terhadap alam. Namun keadaan alam yang makin rusak dan tidak bersahabat membuat anak-anak tidak mampu mengoptimalkan  potensi kecerdasan naturalisnya.
   Para pakar pendidikan anak mengemukakan bahwa kondisi lingkungan yang semakin memburuk akan menyebabkan efek negative bagi perkembangan fisik dan psikologis anak.
2.   Dampak pembangunan terhadap pertanian
   Kegiatan pembangunan sering mengakibatkan degradasi lahan, yang akan mengancam terhadap keberlanjutan usaha tani dan pencapaian swasembada pangan ataupun kecukupan pangan.
   Dampak terhadap degradasi lahan meliputi:
a.   Terjadinya erosi
b.   Ketimpangan hara
c.    Pencemaran lingkungan
d.   Degradasi akibat galian dan alih fungsi lahan
3.   Dampak kegiatan pembangunan pada ekosistem terumbu karang
    Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan atas kondisi terumbu karang di beberapa perairan di Indonesia, memperlihatkan bahwa kondisi terumbu karang telah mengalami banyak kerusakan, hal ini disebabkan karna pengaruh kegiatan pembangunan pada ekosistem terumbu karang cukup besar, yang meliputi perusakan karang secara langsung melalui ledakan bom maupun penambangan karang, pencemaran dari berbagai kegiatan di sepanjang pesisir, dan sendimentasi yang dapat meningkatkan kekeruhan pada air dan menghambat pertumbuhan terumbu krang, bahkan mematikan terumbu karang. Namun berdasarkan pengamatan dalam kurun waktu 2000-2006, kegiatan pembangunan yang pengaruhnya paling besar pada ekosistem terumbu karang adalah kegiatan pembukaan lahan.
4.   Penyempitan lahan
   Dampak negatif  pembukaan lahan yang tidak beraturan adalah:
a.   Perubahan struktur komunitas hutan
b.   Kematian pohon yang berada pada pinggiran hutan akibat tingginya paparan sinar matahari
c.    Terjadinya polusi suara
d.   Kematian organism karna hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal
e.   Menurunnya keanekaragaman spesies pada habitat tersebut
  Untuk itu kita perlu melakukan tindakan antisipasi untuk mencegah lebih buruknya kerusakan lingkungan tersebut diantarnya:
·       Menggalakkan penggunaan energy alternative
     Mulai menggunakan bahan bakar biodiesel yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui
·       Melakukan pemilahan terhadap sampah/limbah
     Memisahkan sampah organic dan nonorganic agar dapat memudahkan proses pendaur-ulangnya
·       Pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan
    Adalah program pembangunan yang mempertimbangkan keadaan pada masa yang akan datang
·       Pemberian sanksi hukum yang tegas
    Mengatur dan memberi sanksi tegas untuk pelanggaran illegal logging dan perusakan terumbu karang
·       Melakukan pelestarian terumbu karang
    Melakukan rehabilitasi karang
·       Melakukan reboisasi secara besar-besaran
    Mlakukan penanaman hutan secara global, bukan hanya di 1 titik, agar hasilnya maksimal
  Apabila hal- hal tersebut kita lakukan dengan konsisten maka tidak menutup kemungkinan untuk melestarikan bumi kita dan menyeklamatkan kita semua
Berikut ini teknologi yang ramah lingkungan
·       Mobil/ kendaraan bertenaga surya sehingga tidak menimbukan gas sisa yang berbahaya serta untuk menghemat minyak bumi
·       Diciptakannya barang-barang  kebutuhan rumah tangga yang tidak terbuat dari kayu, sehingga dapat meminimalisir penebangan hutan
·       Diciptakannya suatu jenis penghancur limbah plastic agar tidak menumpuk dan mencemari lingkunngan
·       Menggunakan energy yang telah di berikan alam untuk kehidupan, seperti matahari, angin, air dengan lebih maksimal
        Dan teknologi masa depan lainnya adalah:
·       Dynamo dari tubuh manusia
·       Alat pengintai tembus dindng
·       Memanjat dinding
·       Insang buatan
·       Alat penerjemah langsung
·       Pesawat terbang oribadi
·       Pesawat antariksa pribadi
·       Bau sebagai pengontrol
     Itulah beberapa teknologi di masa depan, baik yang ramah lingkungan maupun untuk sekedar memenuhi kebutuhan kehidupan






Bab III
Penutup
1.   Kesimpulan
a.   Dampak over eksploitasi lingkungan
·       Global warming mempengaruhi kecerdasan anak
·       Menyebabkan degradasi lahan
·       Merusak terumbu karang
·       Penyempitan lahan
b.   Mengantisipasi kerusakan alam dengan cara:
·       Menggalakkan penggunaan energy alternative
·       Melakukan pemilahan terhadap sampah/limbah
·       Pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan
·       Pemberian sanksi hukum yang tegas
·       Melestarikan terumbu karang melakukan reboisasi
c.    Teknologi yang kita butuhkan untukmasa depan
·       Mobil/ kendaraan bertenaga surya sehingga tidak menimbukan gas sisa yang berbahaya serta untuk menghemat minyak bumi
·       Diciptakannya barang-barang  kebutuhan rumah tangga yang tidak terbuat dari kayu, sehingga dapat meminimalisir penebangan hutan
·       Diciptakannya suatu jenis penghancur limbah plastic agar tidak menumpuk dan mencemari lingkunngan
·       Menggunakan energy yang telah di berikan alam untuk kehidupan, seperti matahari, angin, air dengan lebih maksimal
2.   Saran
   Untuk menjaga dan melestarikan bumi kita sebagai generasi muda penerus bangsa wajib untuk menjaga dan melestarikannya agar di kemudian hari kita dapat tinggal di bumi dengan nyaman dan aman.